KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. Karena
berkat rahmat taufik dan hidayah-Nya lah, makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Pendidikan Agama Islam pada semester 2 di tahun ajaran 2015-2016. Dengan
membuat makalah ini penulis mengharapkan agar mampu untuk lebih mengenal
tentang “Modernisasi Islam di Bidang Fisika”.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis memohon kritik dan saran yang membangun agar penulis dapat memperbaiki
kesalahan-kesalahan yang tidak sengaja dibuat dalam makalah ini dan
menjadikannya sebagai pelajaran untuk membuat makalah yang lebih baik di masa
yang akan datang.
Harapan
penulis semoga makalah yang sederhana ini dapat memberikan dampak positif kepada
pembaca dan kami mengharapkan adanya kritikan serta respon yang positif, guna
penulisan yang lebih baik lagi di masa mendatang.
Tanjungsari,
Mei 2016
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Islam sebagai sebuah agama dan apa yang menjadi perannya
saat ini, sudah tentu memiliki kaitan yang erat dengan masa lampaunya yang
panjang. Dalam sejarahnya islam memiliki peradaban yang maju dan makmur bahkan
sempat menjadi kiblat peradaban dunia. Peradaban islam pernah mengalami puncak
kejayannya pada masa Daulah Abbasiyah, hampir semua aspek kehidupan mengalami
kemajuan yng sangat luar biasa. Saat itu perkembangan ilmu pengetahuan yang
menjadi poros bagi kemajuan yang lain mengalami kemajuan yang luar biasa dengan
terbentuknya madzhab-madzhab ilmu pengetahuan dan keagamaan sebagai hasil dari
kebebasan berfikir.
Walaupun modernasasi Islam terletak dalam bidang agama, tetapi
Islam tidak pernah melarang umatnya menjadi modern dalam arti ahli dibidang
sains, justru umat Islam diharuskan ahli dalam bidang tersebut agar tidak
tertinggal dari Barat. Karena, pengetahuan atau sains yang dikembangkan Barat
banyak diadopsi dari para pemikir Islam.
Peradaban modern yang hadir sekarang ini harus dipahami sebagai
perubahan zaman yang tidak bisa terelakkan dari kehidupan manusia. Akan tetapi,
manusia tidak harus larut dalam peradaban seperti ini. Justru manusia harus
mampu meramu peradaban modern dengan nuansa religiusitas, sehingga peradaban
ini tidak selalu diartikan dengan hedonisme, materialisme dan tidak menjadikan
kehidupan masyarakat barat untuk menjadi rujukan.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa modernisasi adalah
sebuah proses yang membawa pengembangan ekonomi dan penciptaan kesempatan bagi
masyarakat untuk menikmati kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Oleh karena
itu, perpaduan antara modernisasi dan Islam adalah keniscayaan
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Biografi
Tokoh
“Tahukah
kamu bahwa jauh sebelum Isaac Newton menemukan teori Gravitasi, ada seorang
ilmuwan muslim yang sudah memikirkan tentang teori itu loh. Dia merupakan
ilmuwan muslim yang hidup pada abad ke-12 M. Para sejarawan sains memberinya
gelar sebagai ‘Fisikawan terbesar sepanjang sejarah”
Ilmuwan
muslim yang telah memberi kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan sains
modern ini bernama Al Khazini nama lengkapnya adalah Abdurrahman Al-Khazini.
Al-Khazini lahir di Bizantium atau yang sekarang kita kenal dengan Yunani sang
ilmuwan hidup di abad ke-12 M. Al
Khazini merupakan ilmuwan Muslim serba bisa yang menguasai astronomi, fisika,
biologi, kimia, matematika serta filsafat. Pada mulanya Al-Khazini adalah seorang
budak pada Dinasti Seljuk Turki. Al-Khazini kemudian di bawa ke Merv, sebuah
kota metropolitan di Persia yang kini dikenal Turkmenistan. Walaupun ia seorang
budak tapi tuannya yang bernama al-Khazin sangat baik, ia diberi pendidikan,
diajarkan matematika dan filsafat. Tak cuma itu, al-Khazini juga dikirim untuk
belajar pada seorang ilmuwan dan penyair agung dari Persia bernama Omar Khayyam
untuk mempelajari sastra, metematika, astronomi dan filsafat. Menurut Boris Rosenfeld (1994) dalam bukunya“Abu Al-Fath
Abd Al-Rahman Al-Khazini”,saat itu Omar Khayyam juga menetap di kota Merv, berada di bawah perlindungan Sultan
Ahmed Sanjar, penguasa Dinasti Seljuk. Sayangnya,kisah dan perjalanan hidup
Al-Khazini tak banyak terekam dalam buku – buku sejarah.
Zaimeche
PhD (2005) dalam bukunya berjudul Merv menuturkan bahwa Al-Khazini adala
seorang ilmuwan yang bersahaja. Meski kepandaiannya sangat dikagumi dan
berpengaruh, beliau tak silau dengan kekayaan. Menurut Zaimeche, Al-Khazini
sempat menolak dan mengembalikan hadiah sebesar 1.000 keping emas (dinar) dari
seorang istri Emir Seljuk. Beliau hanya merasa cukup dengan uang tiga dinar
dalam setahun . Para sejarawan sains menempatkan ilmuwan itu dalam posisi yang
sangat terhormat. Betapa tidak, ilmuwan muslim yang berjaya di abad kedua belas
itu telah memberi kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan sains modern,
terutama dalam ilmu fisika dan astronomi. Salah satu kontribusi penting yang
diwariskan al-Khazini dalam bidang astronomi adalah Tabel Sinjaric. Tabel itu
dituliskannya dalam sebuah risalah astronomi bertajuk az-Zij as-Sanjari. Dalam
manuskrip itu, dia menjelaskan jam air yang dibagi menjadi 24 jam dan didesain
untuk penelitian astronomi. Jam ini adalah salah satu jam astronomi pertama
yang dikenal di dunia Islam kala itu.
2.2 Pemikiran
Al-Khazini
“Fisikawan terbesar sepanjang sejarah”, begitulah Charles C Jilispe ,
editor Dictionary of Scientyfic Bibliography menjuluki saintis muslim,
AL-Khazini. Ntium alias Yunani itu dalam posisi yang sangat terhormat. Betapa
tidak, ilmuwan Muslim yang berjaya di abad ke-12 M – tepatnya 1115-1130 M yang
telah memberi kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan sains modern,
terutama dalam fisika dan astronomi. Al-Khazini merupakan saintis Muslim serba
bisa yang menguasai astronomi, fisika, biologi, kimia, matematika serta
filsafat.
Para sejarawan
sains mengungkapkan, pemikiran-pemikiran al-Khazini sangat dipengaruhi oleh
sejumlah ilmuwan besar seperti Aristoteles, Archimedes, Al-Quhi, Ibnu Haitham
atau Alhacen, al-Biruni serta Omar Khayyam. Selain itu, pemikiran al-Khazini juga
sangat berpengaruh bagi pengembangan sains di dunia Barat dan Islam. Salah satu
ilmuwan Barat yang banyak terpengaruh al-Khazini adalah Gregory Choniades – astronom
Yunani yang meninggal pada abad ke-13 M.
Sederet buah
pikir yang dicetuskannya tetap abadi sepanjang zaman. al-Khazini merupakan ilmuwan
yang mencetuskan beragam teori penting dalam sains seperti: metode ilmiah
eksperimental dalam mekanik; energi potensial gravitasi; perbedaan daya, masa
dan berat; serta jarak gravitasi.
“Teori keseimbangan hidrostatis yang dicetuskannya telah mendorong penciptaan peralatan ilmiah. al-Khazini adalah salah seorang saintis terbesar sepanjang masa,” ungkap Robert E Hall (1973) dalam tulisannya berjudul ”al-Khazini” yang dimuat dalam A Dictionary of Scientific Biography Volume VII.
Selain itu, al-Khazini juga menjelaskan tentang posisi 46 bintang. Risalahnya yang berjudul Al-Khazini’s Zij as-Sanjari itu kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Yunani oleh Gregory Choniades pada abad ke-13 M. Risalah astronomi yang ditulis al-Khazini pun menjadi rujukan para ilmuwan dan pelajar di Kekaisaran Bizantium.
“Teori keseimbangan hidrostatis yang dicetuskannya telah mendorong penciptaan peralatan ilmiah. al-Khazini adalah salah seorang saintis terbesar sepanjang masa,” ungkap Robert E Hall (1973) dalam tulisannya berjudul ”al-Khazini” yang dimuat dalam A Dictionary of Scientific Biography Volume VII.
Selain itu, al-Khazini juga menjelaskan tentang posisi 46 bintang. Risalahnya yang berjudul Al-Khazini’s Zij as-Sanjari itu kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Yunani oleh Gregory Choniades pada abad ke-13 M. Risalah astronomi yang ditulis al-Khazini pun menjadi rujukan para ilmuwan dan pelajar di Kekaisaran Bizantium.
Kontribusi
penting lainnya yang diwariskan al-Khazini dalam bidang fisika adalah kitab Mizan al-Hikmah atau Balance
of Wisdom. Buku yang ditulisnya pada 1121 M itu mengungkapkan bagian
penting fisika Islam. Dalam buku itu, al-Khazini menjelaskan sacara detail
pemikiran dan teori yang diciptakannya tentang keseimbangan hidrostatika,
konstruksi dan kegunaan, serta teori statika atau ilmu keseimbangan dan
hidrostatika.
Ini merupakan sebuah karya mendasar tentang keseimbangan hidrostatik yang corak ragamnya diklasifikasikan menurut jumlah angka skala. Sebuah edisi buku ini terbit di Hyderabad pada tahun 1359 H/1940 M. Buku itu terdiri dari delapan buah makalah yang terbagi dalam beberapa bab dan pasal dan juga memuat teorema-teorema yang diperoleh dari karya-karya Euclides, Archimedes dan Menelaus. Buku ini merupakan kelanjutan dari karya Tsabit bin Qurrah yang berjudul Mizan ar-Rumi atau Timbangan Romawi.
Ini merupakan sebuah karya mendasar tentang keseimbangan hidrostatik yang corak ragamnya diklasifikasikan menurut jumlah angka skala. Sebuah edisi buku ini terbit di Hyderabad pada tahun 1359 H/1940 M. Buku itu terdiri dari delapan buah makalah yang terbagi dalam beberapa bab dan pasal dan juga memuat teorema-teorema yang diperoleh dari karya-karya Euclides, Archimedes dan Menelaus. Buku ini merupakan kelanjutan dari karya Tsabit bin Qurrah yang berjudul Mizan ar-Rumi atau Timbangan Romawi.
Selain
menjelaskan pemikirannya tentang teori-terori itu, al-Khazani juga menguraikan
perkembangan ilmu itu dari para pendahulu serta ilmuwan yang sezaman dengannya.
Dalam bukunya itu, al-Khazini juga menjelaskan beberapa peralatan yang
diciptakan ilmuwan pendahulunya seperti araeometer buatan Pappus serta pycnometer flask yang diciptakan al-Biruni.
Buku itu dinilai
Nasr sebagai sebuah karya ilmiah Muslim yang paling esensial tentang mekanika
dan hidrostatika, dan terutama studi mengenai pusat gravitasi. Dalam buku itu
pula, al-Khazini mengupas prinsip keseimbangan hidrostatis dengan tingkat
ketelitian obyek sampai ukuran mikrogram (10-6 gr), suatu level ketelitian yang
menurut K Ajram dalam The Miracle of Islamic Science hanya tercapai pada abad
ke 20 M.
Penemu Tekanan Udara
Al-Khazini
mewarisi riset-riset al-Biruni dalam mekanika dan hidrostatika, dan
mengembangkannya dengan beberapa penemuan yang cukup berarti. Menurut Nasr
(1968), al-Khazini menggabungkan studi hidrostatik dengan mekanika, dan memusatkannya
terutama pada konsepsi pusat gravitasi seperti diterapkan pada neraca. Ia juga
melakukan penetuan berat jenis berbagai benda padat dan cair dengan instrumen
dan metode yang digunakan al-Biruni.
Menurut
penyelidikan Komisi Nasional Mesir untuk UNESCO (Sumbangan Islam Kepada Ilmu
dan Kebudayaan, 1986), al-Khazini juga menentukan kepadatan banyak unsur dan
senyawa dengan ketepatan yang tinggi. Berkat prestasi ini, al-Khazini sebagai
fisikawan mendapat julukan “among
the greatest of anytime” (salah
seorang fisikawan terbesar sepanjang sejarah) dari Charles C. Jillispe, editor
Dictionary of Scientyfic Bibliography (1970).
Tesis al-Biruni
bahwa seluruh benda memiliki berat dikembangkan lebih lanjut oleh al-Khazini.
Ia menunjukkan bahwa udara mempunyai berat, dan juga mempunyai gaya dorong ke
atas, sama halnya dengan zat cair. Dalam hal ini, al-Khazini telah mendahului
Torricelli, Pascal, dan Boyle dalam riset dan penemuan bahwa udara mempunyai
tekanan ke segala arah karena memiliki berat; fakta inilah yang kemudian
disebut sebagai tekanan udara
(tekanan udara normal = 1 atm).
Implikasi dari
penemuan itu, menurut al-Khazini, berat suatu benda di udara kurang dari
beratnya yang sesungguhnya, dan bahwa berkurangnya berat sesuatu benda
tergantung pada kepadatan udara. Sintesisi yang dilakukan al-Khazini terhdap
hidrostatika dengan mekanika melahirkan temuan baru mengenai konsep berat.
Menurut Natsir Arsyad (Ilmuwan Muslim Sepanjang Sejarah, 1989), konsep yang
diajukan al-Khazini telah berhasil mengatasi kesukaran-kesukaran yang terdapat
dalam konsep Archimedes. Menurut definisi yang dikemukakan al-Khazini, berat
adalah gaya inheren dalam tubuh benda-benda padat yang menyebabkan mereka
bergerak, dengan sendirinya, dalam suatu garis lurus terhadap pusat bumi dan
terhadap pusat benda itu sendiri. Gaya ini pada gilirannya akan tergantung dari
kerapatan benda yang bersangkutan. Al-Khazini juga mempunyai gagasan mengenai
pengaruh temperatur terhadap kerapatan. Dan dalam karya utamanya itu, ia
menyusun tabel-tabel kerapatan sejumlah besar zat cair dan zat padat, dan
termasuk tabel-tabel berat spesifiknya.
Jadi, menurut
Arsyad (1989), sebelum Roger Bacon menemukan dan membuktikan suatu hipotesis
tentang kerapatan air saat ia berada dekat pusat bumi, al-Khazini telah
terlebih dahulu melakukan observasi mengenai kapilaritas (pipa-pipa kapiler)
dan menggunakan aerometer untuk kerapatan dan yang berkenaan dengan temperatur
zat-zat cair. Al-Khazini juga telah mendahului dalam merumuskan teori tentang
tuas (pengungkit) serta penggunaan neraca untuk bangunan-bangunan dan untuk
pengukuran waktu.
Pencetus Teori Gravitasi
Lebih hebatnya
lagi, al-Khazini dan ilmuwan muslim lainnya juga merupakan orang-orang yang
pertama kali mengeneralisasikan teori pusat gravitasi dan mereka adalah yang
pertama kali menerapkannya ke dalam benda tiga dimensi. Dalam bukunya itu,
al-Khazini juga memaparkan suatu teori tentang gravitasi serta tabel-tabel
kerapatan sejumlah besar zat cair dan zat padat. Al-Khazini juga mempunyai
gagasan mengenai pengaruh temperatur terhadap kerapatan, dan tabel-tabel berat
spesifik umumnya tersusun dengan cermat. Sebelum Roger Bacon menemukan dan
membuktikan suatu hipotesis tentang kerapatan air saat ia berada dekat pusat
bumi, al-Khazini telah terlebih dahulu mendalami hal tersebut.
Pendekatan
non-Archimedes dalam studi hidrostatika yang dilakukan oleh al-Khazini tejadi
melalui penekanan pada studi dinamika dan pusat gravitasi. Ia menekuni secara
mendalam mengenai gravtasi yang sebelumnya telah diajukan oleh al-Biruni.
Namun, ia telah mengembangkan konsep itu sedemikian rupa sehingga ia menemukan
bahwa kuat gravitasi berubah sesuai dengan jarak antara benda yang jatuh dengan
benda yang menariknya. Dengan penemuan ini berarti al-Khazini telah melihat
variabel baru yang terlibat dalam kekuatan gravitasi, yaitu jarak antara dua
benda.
Menurut Prof.
Nazif sebagaimana yang dikutif oleh Komisi Nasional Mesir untuk UNESCO (1986),
penulis Mizan al-Hikmah itu pastilah mengetahui kaitan yang
sebenarnya antara kecepatan (velocity) benda yang jatuh ke permukaan bumi,
jarak yang ditempuhnya dan waktu yang diperlukannya. Dengan demikian, praktis
variabel yang terkait dengan peristiwa gerak jatuh suatu benda telah ditemukan
oleh al-Khazini. Belum diketahui apakah ia telah memformulasikan hubungan
antara variabel tersebut dalam sebuah persamaan matematika.
Tidak
cukup sampai di sini, al-Khazini juga berhasil menciptakan sejumlah peralatan
penting untuk digunakan dalam penelitian dan pengembangan astronomi. Ia
berhasil menemukan sekitar tujuh peralatan ilmiah yang terbilang sangat
penting. Ketujuh peralatan temuannya itu dituliskannya dalam Risala fi’l-alat atau Manuskrip tentang Peralatan.
Ketujuh alat yang diciptakannya itu adalah triquetrum, dioptra, peralatan segi
tiga, kwadran, sektan, astrolab serta sebuah peralatan asli tentang refleksi.
Selain berjasa mengembangkan ilmu fisika dan astonomi, al-Khazini juga turut
membesarkan ilmu kimia dan biologi. Secara khusus, dia menulis tentang topik
evolusi dalam ilmu kimia dan biologi. Dia membandingkan antara transmutasi
unsur dengan transmutasi spesies.
Salah satu jasa terpenting yang
diwariskan al-Khazini dalam bidang astronomi adalah sebuah buku berjudul az-Zij
as-Sanjari. Dalam buku itu menjelaskan pembuatan dan penggunaan jam air yang
didesain untuk kepentingan astronomi. Inilah salah satu jam astronomi pertama
yang dikenal di dunia Islam. Al-Khazini juga telah mencetuskan teori ilmu
gravitasi yang kemudian berkembang di Eropa. Al-Khazini
juga melakukan berbagai penelitian tentang benda-benda terapung dan massa
benda, baik padat, cair, maupun yang bervariasi. Di kemudian hari, penelitian
al-Khazini itu ternyata sangat mendukung sejumlah teori dalam ilmu pengetahuan
modern. Penemuan al-Khazini lainnya adalah alat pengukur berat benda di udara
dan air. Konon, al-Khazini membuat lima model alat semacam ini. Salah satunya
berbentuk neraca yang dilengkapi alat barometer untuk mengukur tingkat
kepadatan. Ketika kepadatan udara dihubungkan dengan suhu panas maka pengukuran
yang dilakukan juga terkait dengan suhu panas. Pemikiran ini kemudian
mengilhami Galileo untuk membuat termometer.
Atas jasa-jasanya, al-Khazini
dianggap sebagai penemu tekanan dan ukuran suhu panas, sebelum kemudian
dikembangkan oleh Torriceli dan Galileo. Al-Khazin juga melakukan penelitian
tentang gravitasi. Ia menguraikan banyak hal tentang kekuatan gravitasi dalam
bukunya yang berjudul Mizanul Hikmah. Selain membahas gravitasi, Mizanul
Hikmah juga membahas materi hidrostatika. Beberapa pasal dari buku ini
telah diterjemahkan dan diterbitkan di Amerika Serikat. Al-Khazini juga
melakukan penelitian untuk menentukan pusat massa benda dan menjelaskan cara
pemakaian sejumlah alat sederhana, seperti timbangan. Sehubungan dengan itu, ia
juga dikatakan sebagai seorang penemu berbagai macam timbangan.
Al-Khazini dianggap sebagai ilmuwan
yang telah memberikan sumbangan besar bagi pembuatan barometer dan termometer,
yang dikerjakan oleh para ilmuwan Barat. Selain itu, di kalangan ilmuwan Arab,
al-Khazini juga dikenal sebagai ilmuwan yang telah membuat alat ukur
hidrostatika. Selain menemukan alat ukur dan membuat teori baru, al-Khazini
juga menemukan sebuah rumus untuk mengetahui permukaan sebuah segitiga sebagai
fungsi sisinya. Dengan menggunakan bagian-bagian kerucut, ia berhasil
memecahkan bentuk persamaan x3 + a2b = cx2 atau
persamaan Mahani. Bentuk persamaan ini merupakan sebuah soal yang diajukan oleh
Archimedes dalam bukunya The Sphere and The Cylinder.
Selain menulis buku ilmu ukur,
al-Khazini juga menulis buku penanggalan. Al-Madkahl al-Kabir ila ‘ilm
an-Nujumadalah sebuah karya al-Khazini yang membahas hari pertama pada
bulan Muharam. Pada karyanya yang lain, al-Khazini mencoba menjelaskan makna
tanggal Jewish Passover pada tahun penyaliban Yesus dengan
memberikan bukti-bukti yang akurat. Pada tanggal ini, orang-orang Yahudi
melakukan suatu festival keagamaan untuk memperingati pembebasan kaum mereka
dari belenggu perbudakan di Mesir.
Al-Khazini meninggal dunia pada abad ke-12 M. Meski begitu,
pemikiran-pemikirannya telah menjadi warisan yang tak ternilai harganya bagi
perkembangan ilmu pengetahuan. Al-Khazini adalah seorang ilmuwan yang sederhana
dan rendah hati. Meski kepandaiannya sangat dikagumi dan berpengaruh di
masyarakat, beliau tak gila dengan harta dan kekayaan.
2.3 Sumber-Sumber
:
Best Casinos for Slots & Casinos - CasinoBonusBonusTos
BalasHapusThe casino bonus, or 로투스 바카라 중계 sign k9win up bonus, is an easy bet365 실시간 배당 흐름 way to attract new players. You will not only be able to deposit funds in your 토토 배당률 bank account, but you tenpro can also
JM Gaming casino review 2021 - Mobile Hub
BalasHapusJTM 수원 출장샵 Gaming is a 속초 출장안마 global leading iGaming provider. With our brand-new JTM Gaming Casino app 논산 출장마사지 you can access all 거제 출장안마 your favourite casino games and slots. 김제 출장샵